Sejarah Penemuan Termometer
Sebelum termometer
ditemukan, ahli astronomi dan ahli ilmu alam melakukan berbagai usaha untuk
dapat menciptakan alat yang dapat mengukur suhu. Mereka mengetahui bahwa
temperatur dapat membuat zat memuai. Untuk itu, mereka menggunakan ukuran muai
zat sebagai patokan dalam mengukur temperatur. Namun penemuan alat pengukur
temperatur tidak dapat dengan mudah diciptakan. Para ahli perlu menemukan zat
yang tepat, teknik yang tepat dan skala yang tepat pula untuk dapat mengukur
secara cermat.
Kemudian pada tahun 1593, Galileo Galilei berusaha membuat pengukuran
termometer dengan menggunakan pemuaian udara. Alat yang diciptakan oleh Galileo
ini kemudian disebut termoskop. Walaupun masih tergolong sangat sederhana,
namun secara kasar alat ini sudah dapat mengukur temperatur.
Termoskop galileo terdiri atas bola gelas sebesar telur ayam yang
dihubungkan dengan pipa panjang tertutup berisi air. Di dalam cairan digantungkan sejumlah beban. Umumnya beban tersebut
dilekatkan pada bola kaca tersegel yang berisi cairan berwarna untuk efek
estetika. Saat suhu berubah, kerapatan cairan di dalam silinder turut berubah
yang menyebabkan bola kaca bergerak timbul atau tenggelam untuk mencapai posisi
di mana kerapatannya sama dengan cairan sekelilingnya atau terhenti oleh bola
kaca lainnya. Bila perbedaan kerapatan bola kaca sangat kecil dan terurutkan
sedemikian rupa sehingga yang kurang rapat berada di atas dan yang terapat
berada di bawah, hal tersebut dapat membentuk suatu skala suhu.
Di Florence bangsawan
Tuscany, Ferdinand II, menciptakan termometer yang lebih baik. Udara di dalam bola gelas
digantikan dengan anggur atau alkhohol. Kedua titik tetapnya adalah temperatur
pada musim dingin yang terdingin serta temperatur pada musim panas yang
terpanas. Sejak
penemuan Amontons dan Ferdinand, kemudian banyak bermunculan usulan mengenai
titik patokan. Ada yang mengusulkan penggunaan satu titik patokan saja, tetapi
ada pula yang mengusulkan dua titik patokan.
Gabriel Daniel Fahrenheit
|
Setelah membaca
sejarah ilmu yang mengisahkan penemuan Amotons tentang titik didih air yang
tetap maka Gabriel Daniel Fahrenheit terdorong untuk membuat termometer guna
melihat gejala alam di bidang temperatur. Fahrenheit mengulang disain
termometer serta menggunakan air raksa sebagai zat pengukurnya. Pada tahun 1714, Fahrenheit
berhasil menciptakan termometer raksa. Inilah termometer yang benar-benar cermat
dan teliti. Skala pada termometer ini dikenal sebagai derajat Fahrenheit.
Dikemudian hari,
diketahui penggunaan raksa dalam alat ukur temperatur memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan penggunaan air. Diantaranya:
1. Jangkauan suhu raksa cukup lebar. Raksa membeku pada suhu
-40°C dan mendidih pada suhu
360°C.
2. Unsur logam transisi ini berwarna keperakan,
sehingga dapat mudah dilihat karena mengkilat.
3. Raksa tidak membasahi diding pipa kapiler
pada termometer sehingga pengukurannya menjadi teliti.
4. Pemuaian Raksa
cukup teratur dari temperatur ke temperatur.
Pada tahun 1730, Rene Antoine Ferchault de Reamur menyusun suatu
skala temperatur baru dan dikenal dengan skala Reamur. Dalam percobaannya ia
menggunakan campuran anggur dan air dalam bandingan 4 dan 1.
Pada tahun 1742 ahli astronomi Swedia di Universitas Upsala, Anders Celcius
membagi jarak di antar titik beku dan titik didih air ke dalam 100 bagian.
Skala inipun dikenal dengan skala celcius atau skala centigrade. C°C adalah titik dimana air membeku dan 100°Pada skala celcius, 0 adalah titik dimana air mendidih.
Skala inilah yang paling sering digunakan di dunia.
Pada tahun 1848,
Fisikawan Skotlandia, Lord Kelvin, menyataka pentingnya fenomena hubungan
suhu-volume atau Hukum Charles dan Gay-Lussac. Sebagai contoh, bila kita
mempelajari hubungan suhu – volume pada berbagai tekanan. Pada suatu nilai
tekanan yang ditentukan , plot dari volume terhadap suhu menghasilkan garis
lurus. Dengan memperpanjang garis ke volume nol, diperoleh perpotongan pada
sumbu suhu dengan nilai C. Pada tekanan lainnya, diperoleh garis lurus yang
berbeda dari°-273,15 plot antara
volume suhu , namun diperoleh pula perpotonga suhu pada C. (Raymond Chang,
2005: 130) °volume nol yang
sama, yaitu pada -273,15
Termometer yang sering digunakan saat ini
terdiri dari tabung kaca, di mana terdapat alkohol atau air raksa
pada bagian tengah tabung. Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang berada
di dalam wadah memuai sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa bertambah.
Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa
berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan
skala termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung atas kolom alkohol
atau air raksa menyatakan nilai suhu benda yang diukur.
Jenis termometer lain yang
biasa digunakan adalah termometer yang menggunakan lembaran bimetal (dua logam
yang jenisnya berbeda dan kecepatan pemuaiannya juga berbeda). Pada saat suhu
meningkat, salah satu logam mengalami pemuaian yang lebih besar daripada logam
lain. Akibatnya keping tersebut melengkung. Biasanya keping bimetal berbentuk
spiral, di mana salah satu ujung keping tetap, sedangkan ujung lain dihubungkan
ke penunjuk skala. Ketika suhu berubah, penunjuk akan berputar. Termometer yang
menggunakan lembaran bimetal biasanya digunakan sebagai termometer udara biasa,
termometer ruangan, termometer oven dll.
Termometer yang lebih akurat
alias lebih tepat, biasanya menggunakan sifat elektris suatu benda. Misalnya
termometer hambatan. Pada termometer hambatan, yang adalah diukur perubahan
hambatan listrik suatu kumparan kawat tipis atau silinder karbon atau kristal
germanium. Karena hambatan listrik biasanya dapat diukur secara tepat, maka
termometer hambatan bisa mengukur suhu secara lebih tepat daripada termometer
biasa.
Macam-macam Termometer:
1.
Termometer Raksa
Termometer air raksa adalah termometer yang
dibuat dari air raksa yang ditempatkan pada suatu tabung kaca. Tanda yang
dikalibrasi pada tabung membuat temperatur dapat dibaca sesuai panjang air raksa
di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian, biasanya
ada bohlam air raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian besar air
raksa; pemuaian dan penyempitan volume air raksa kemudian dilanjutkan ke bagian
tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air raksa dapat diisi atau
dibiarkan kosong. Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai dengan pekerjaan
di laboratorium (-40 derajat celcius sampai dengan 350 derajat celcius).
2. Termometer
Alkohol
Termometer
alkohol adalah termometer yang menggunkan alkohol sebagai
media pengukur, yang merupakan alternatif dari termometer air raksa dengan
fungsi yang sama. Tetapi tidak sama seperti air raksa dalam termometer kaca.
Isi termometer alkohol tidak beracun dan akan menguap dengan cukup cepat. Ruang
di bagian atas cairan merupakan campuran dari nitrogen dan uap dari cairan.
Dengan meningkatnya suhu maka volumenya naik. Cairan yang digunakan dapat
berupa etanol murni atau asetat isoamyl, tergantung pada produsen dan pekerjaan
yang berhubungan dengan suhu. Karena termometer ini adalah transparan, maka
cairan yang dibuat harus terlihat dengan penambahan pewarna merah atau biru.
Termometer ini hanya bisa mengukur suhu badan makhluk hidup (manusia dan
hewan). Termometer ini tidak bisa mengukur yang tinggi suhunya di atas
78 °C.
Satu setengah dari gelas yang mengandung
kaplier biasanya diberi label yang berlatar belakang bewarna putih dan kuning
untuk membaca skala. Dalam penggunaan termometer alkohol ini diatur oleh titik
didih cairan yang digunakan. Batas dari termometer etanol ini adalah 78 °C, dan
bermanfaat untuk mengukur suhu di siang hari, malam hari dan mengukur suhu
tubuh. Termometer alkohol ini adalah yang paling banyak digunakan karena bahaya
yang ditimbulkan sangat kecil ketika terjadi kasus kerusakan pada termometer.
3.
Termometer Digital
Termometer ini biasanya digunakan untuk
mengetahui suhu objek benda atau tubuh. Termometer digital, biasanya
menggunakan termokopel sebagai sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan.
Secara sederhana termokopel berupa dua buah kabel dari jenis logam yg berbeda
yang ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini
disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan
antara tegangan (volt) dengan temperatur. Dengan skala 32oC – 42oC
/ 90oF – 107.6oF. Pada termometer digital
menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan pemuaiannya
ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka
yang langsung bisa dibaca. Tetapi harga termometer ini terbilang mahal.
4.
Termometer Six-Bellani
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu
maksimum dan minimum suatu tempat. Ketika suhu udara turun, alkohol di ruang A
(tengah) menyusut sehingga raksa di ruang B naik dan mendorong keping baja
untuk menunjukkan angka minimum. Sebaliknya jika suhu udara naik, alkohol
diruang A memuai dan mendesak raksa di ruang B turun, sedangkan raksa di ruang
C naik untuk mendorong paku baja menunjukkan angka maksimum. Untuk mengembalikan
keping baja pada posisi semula digunakan magnet tetap. Dengan skala suhu -20°C
sampai dengan 50°C. Kelebihan dari termometer ini adalah dilengkapi magnet
tetap untuk menarik keping baja turun melekat pada raksa.
5.
Termometer Ruang
Termometer ruang ini digunakan untuk mengukur
suhu suatu ruangan. Untuk mengukur suhu suatu ruangan, biasanya termometer ini
di gabungkan dengan berbagai alat lain misalnya: alat penunjuk waktu, hiasan
dinding, dan lain sebagainya. Skala suhunya berkisar dari -50 samapai dengan
50. Termometer ini merupakan termometer maksimum. Ukuran tandon dibuat
besar agar menjadi lebih peka terhadap perubahan suhu.
6.
Termometer Klinis
Termometer Klinis biasanya digunakan untuk
mengukur suhu tubuh manusia. Cara menggunakannya: Mula-mula, periksa terlebih
dahulu apakah termometer sudah menunjukkan suhu dibawah 35°C. Jika belum,
termometer kita kibas-kibaskan sehingga menunjukkan suhu kurang dari 35°C.
Selanjutnya, pasang termometer itu di bawah ketiak atau lipatan tubuh selama
kira-kira 5 menit. Setelah itu, ambil termometer dari tubuh dan baca pada skala
termometer. Skala yang ditunjukkan termometer menunjukkan suhu tubuh pasien
pada keadaan itu. Skala suhu termometer ini berkisar antara 35°C sampai dengan
42°C. Kelebihan termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas wadahnya yang
berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah pengukuran tidak
berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien. Kekurangan termometer
ini ialah harus dikibas-kibaskan terlebih dahulu sebelum digunakan agar kembali
ke posisi normal.
7.
Termometer Laboratorium
Termometer Laboratorium digunakan untuk
perlengkapan praktikum di laboratorium. Cara
Menggunakannya: Ukur suhu objek benda yang akan diukur (misalnya:
cairan), Jika cairan bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai
sehingga skala nya bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu maka
ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan agar peka terhadap perubahan
suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat setipis mungkin dan bila
memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor. Kelebihan termometer ini adalah
skala ukurnya luas hingga di bawah nol.
8. Termometer Kaca
Dalam pengamatan meteorologi dan klimatologi, umumnya digunakan
termometer kaca (liquid-in-glass thermometer) untuk peralatan
Konvensional dan termometer PT-100 untuk peralatan-peralatan digital.
Termometer kaca (liquid-in-glass thermometer) umumnya menggunakan Air
raksa (mercury) untuk pengukuran temperatur diatas suhu freezing
point (-38.3 0C) dan menggunakan alkohol untuk pengukuran yang
memiliki jangkauan ukur dibawah/sekitar freezing point.
9.
Termometer Bimetal Mekanik
Termometer bimetal
mekanik adalah sebuah termometer yang terbuat dari dau
buah kepingan logam yang memiliki koefisien muai berbeda yang dikeling
(dipelat) menjadi satu. Kata bimetal sendiri memiliki arti yaitu bi
berarti dua sedangkan kata metal berarti logam, sehingga bimetal berarti
"dua logam". Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping
logam karena kepingan ini dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu.
Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung
ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah, sedangkan jika suhu menjadi
rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keofisien muainya
lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih cepat
memanjang sehingga kepingan akan membengkok (melengkung) sebab logam yang
satunya lagi tidak ikut memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari
logam yang koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga. Pada
termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika
kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung
karena pemuaian panjang pada logam.
10. Termometer
Galilleo
Termometer Galileo (atau
termometer Galilea), dinamai
fisikawan Italia,
Galileo
Galilei, adalah termometer yang terbuat dari gelas silinder tertutup berisi
cairan bening dan serangkaian benda yang kerapatannya sedemikian rupa sehingga
mereka naik atau turun sesuai perubahan suhu. Di dalam cairan digantungkan
sejumlah beban. Umumnya beban tersebut dilekatkan pada bola kaca tersegel yang
berisi cairan berwarna untuk efek estetika. Saat suhu berubah, kerapatan cairan
di dalam silinder turut berubah yang menyebabkan bola kaca bergerak timbul atau
tenggelam untuk mencapai posisi di mana kerapatannya sama dengan cairan
sekelilingnya atau terhenti oleh bola kaca lainnya.
Bila perbedaan kerapatan bola kaca sangat kecil dan terurutkan sedemikian
rupa sehingga yang kurang rapat berada di atas dan yang terapat berada di
bawah, hal tersebut dapat membentuk suatu skala suhu. Suhu dibaca dari ukiran
piringan logam di setiap bola kaca. Biasanya sebuah celah memisahkan bola kaca
atas dengan bola kaca bawah, berarti nilai suhu berada di antara kedua nilai
label baca di setiap sisi celah. Bila bola kaca melayang-layang di celah,
berarti nilai label baca mendekati suhu lingkungan. Untuk mencapai keakuratan
yang sesuai, toleransi beban harus dibuat kurang dari 1/1000 per satu gram (1
miligram).
Termometer Galilea bekerja dengan prinsip daya apung. Daya apung sendiri
menentukan apakah suatu benda mengapung atau tenggelam dalam cairan, serta
memberi penjelasan mengapa perahu yang terbuat dari baja bisa mengapung
(sementara batangan baja padat dengan sendirinya akan tenggelam). Satu-satunya
faktor yang menentukan apakah suatu objek besar naik atau turun dalam suatu
cairan tertentu, berkaitan dengan kerapatan objek terhadap kerapatan cairan di
mana ia ditempatkan. Jika massa benda lebih besar dari massa cairan pengisi,
objek tersebut akan tenggelam. Jika massa benda kurang dari massa cairan
pengisi, objek tersebut akan mengapung.
11.
Termometer Termistor
Termistor (adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang
dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan
nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance), jika suhu atau
temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini merupakan
gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).
Termistor NTC yang tersambung pada kabel terisolasi.
Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua macam termistor secara umum: Posistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient), dan NTC (Negative Temperature Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik, sementara sifat NTC justru kebalikannya.
Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat hak paten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua macam termistor secara umum: Posistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient), dan NTC (Negative Temperature Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik, sementara sifat NTC justru kebalikannya.
12. Termometer Inframerah
Termometer Infra Merah menawarkan kemampuan
untuk mendeteksi temperatur secara optik – selama objek diamati, radiasi energi
sinar infra merah diukur, dan disajikan sebagai suhu. Mereka menawarkan metode
pengukuran suhu yang cepat dan akurat dengan objek dari kejauhan dan tanpa
disentuh – situasi ideal dimana objek bergerak cepat, jauh letaknya, sangat
panas, berada di lingkungan yang bahaya, dan/atau adanya kebutuhan menghindari
kontaminasi objek (seperti makanan/alat medis/obat-obatan/produk atau test,
dll.). Produk pengukur suhu infra merah tersedia di pasaran, Mulai dari yang
fleksibel hingga fungsi-fungsi khusus/Termometer standar (seperti gambar),
hingga sistem pembaca yang lebih komplek dan kamera pencitraan panas. Ini
adalah citra/gambar dari termometer infra merah khusus industri yang digunakan
memonitor suhu material cair untuk tujuan quality control pada proses
manufaktur.
Termometers Infra Merah mengukur suhu
menggunakan radiasi kotak hitam (biasanya infra merah) yang dipancarkan objek.
Kadang disebut termometer laser jika menggunakan laser untuk membantu pekerjaan
pengukuran, atau termometer tanpa sentuhan untuk menggambarkan kemampuan alat mengukur
suhu dari jarak jauh. Dengan mengetahui jumlah energi infra merah yang
dipancarkan oleh objek dan emisi nya, Temperatur objek dapat dibedakan.
Desain utama terdiri dari lensa pemfokus energi
infra merah pada detektor, yang mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang
bisa ditunjukkan dalam unit temperatur setelah disesuaikan dengan variasi
temperatur lingkungan. Konfigurasi fasilitas pengukur suhu ini bekerja dari
jarak jauh tanpa menyentuh objek. Dengan demikian, termometer infra merah
berguna mengukur suhu pada keadaan dimana termokopel atau sensor tipe lainnya
tidak dapat digunakan atau tidak menghasilkan suhu yang akurat untuk beberapa
keperluan.
13. Termometer Strip
Termometer strip mengandung cairan Kristal yang
dapat bereaksi terhadap panas. Cukup tempelkan saja termometer tersebut pada
bagian dahi, maka termometer strip tersebut akan mendeteksi suhu tubuh melalui
perubahan warna pada cairan. Termometer strip ini dapat digunakan untuk bayi,
anak-anak serta orang dewasa. Akan tetapi hasil pengukuran termometer strip ini
tidak terlalu akurat. Jadi jika anda menginginkan hasil pengukuran yang lebih
akurat, lebih baik gunakan termometer digital. Untuk di Indonesia sendiri belum
diketahui apakah termometer jenis ini sudah tersedia atau belum.
14. Termometer Telinga Digital
Termometer telinga digital
atau bisa juga disebut termometer ‘tympanic’ menggunakan sinar infra merah
untuk mengukur suhu tubuh didalam lubang telinga. Jika digunakan secara tepat,
termometer telinga ini dapat mengukur suhu tubuh secara cepat & akurat,
bahkan kadang hanya dalam waktu beberapa detik saja. Hasil pengukuran akan
tampak pada layar kecil di bagian atas termometer. Termometer telinga ini juga
ditenagai oleh batere kecil serta sesuai untuk bayi diatas usia 3 bulan,
anak-anak serta orang dewasa. Termometer telinga digital tidak di anjurkan
untuk digunakan pada bayi usia dibawah 3 bulan karena pada usia tersebut lubang
telinga bayi masih terlalu kecil. Termometer telinga digital ini juga biasanya
memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan termometer digital jenis lain.
15. Termometer Digital Pacifier
Jika balita sering
menggunakan pacifier atau empeng, maka dapat menggunakan termometer yang
berbentuk seperti empeng ini. Si balita hanya tinggal menghisap/menyedot termometer
tersebut sampai suhu tubuh terdeteksi oleh termometer. Hasil dari pengukuran
akan tampak pada layar kecil di bagian depan termometer. Untuk di Indonesia
sendiri belum diketahui apakah termometer jenis ini sudah tersedia atau belum.
Walaupun tampak lebih mudah digunakan, ada beberapa kekurangan dari termometer
ini yaitu termometer ini tidak dianjurkan untuk bayi usia dibawah 3 bulan &
untuk penggunaan supaya hasilnya akurat maka si balita harus menghisap
termometer tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama, sekitar 3 menit. Pada
sebagian anak-anak maka hal ini dapat menyulitkan.
16. Termokopel
Pada dunia elektronika, termokopel
adalah sensor suhu yang banyak digunakan
untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik
(voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis
konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan
suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C.
Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas,
hingga 2300°C. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu
yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu
0--100 °C dengan keakuratan 0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan
RTD lebih cocok. Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara lain :
- Industri besi dan baja
- Pengaman pada alat-alat pemanas
- Untuk termopile sensor radiasi
- Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop,
salah satu aplikasi termopile.
17. Termometer Bulb
Termometer bulb (air raksa atau alkohol) dengan ciri kasnya
sebagai berikut:
a. Menggunakan gelembung besar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung cairan, dan tabung sempit (lubang kapiler) untuk menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian cairan.
a. Menggunakan gelembung besar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung cairan, dan tabung sempit (lubang kapiler) untuk menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian cairan.
b.
Berdasar pada prinsip suatu cairan, volumenya berubah sesuai temperatur. Cairan
yang diisikan terkadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa cairan metalik
yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila
didinginkan
c.
Ada nomor disepanjang tube gelas yang menjadi tanda besaran temperatur.
d.
Termometer bulb tidak memerlukan alat bantu, relatif murah, tidak mudah
terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia,
konduktivitas panas rendah. Akan tetapi termometer bulb mudah pecah
e. Dalam
enggunaannya, bulb harus dilindungi terhadap benturan dan menghindari
pengukuran yang melebihi skala termometer.
Sumber kesalahan
termometer bulb:
1. Time constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler.
2. Thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, akan banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
3. Cairan (alkohol, merkuri) yang terputus.
4. Kesalahan pembacaan.
5. Kesalahan pencelupan.
1. Time constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler.
2. Thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, akan banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
3. Cairan (alkohol, merkuri) yang terputus.
4. Kesalahan pembacaan.
5. Kesalahan pencelupan.
18. Termometer spring
Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang
sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer. Bila udara panas,
coil (logam) mengembang sehingga pointer bergerak naik, sedangkan bila udara
dingin logam mengkerut dan pointer bergerak turun. Secara umum termometer ini
paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital. Penggunaan
termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe)
terhadap
benturan/gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran.
benturan/gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran.
KALIBRASI TERMOMETER
Termometer
Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Fahrenheit. Peralatan sensor panas
ini menggunakan bahan Merkuri dan pipa kaca dengan skala Celsius dan Fahrenheit
untuk mengukur suhu. Pada tahun 1742 Anders Celsius mempublikasikan sebuah buku
berjudul “Penemuan Skala Temperatur Celsius” yang diantara isinya menjelaskan
metoda kalibrasi alat termometer seperti dibawah ini:
- Letakkan
silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer
disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin
titik beku air.
- Dengan
cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut
mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
- Bagi
panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.
Sampai saat
ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk mencari rata-rata skala
Celsius pada Termometer Merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan
metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda
seiring beda tekanan.
Cara Kerja :
Cara Kerja :
- Sebelum
terjadi perubahan suhu, volume Merkuri berada pada kondisi awal.
- Perubahan
suhu lingkungan di sekitar termometer direspon Merkuri dengan perubahan
volume.
- Volume
merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu
menurun.
- Skala
pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar